Afwan…, Ada Nasehat Untuk Kita Semua
(Nasehat Untuk Para Bloger Salafiyyin)
Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
Berkata Asy-Syaikh Al Allamah ‘Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah :
“Yaitu engkau berdakwah kepada dien (agama), menasehati manusia untuk istiqamah diatasnya, membimbing mereka, memerintahkan yang ma’ruf (baik) dan melarang yang mungkar. Ini adalah dakwah kepada islam. Karena setiap muslim agar berdakwah ilallah sesuai kemampuannya dan ilmunya, setiap orang -lak-laki atau perempuan- atasnya bagian dari ini kewajban dari menyampaikan, dakwah, bimbingan dan nasihat. Berdakwah kepada tauhidullah, kepada shalat dan menjaganya, kepada zakat dan penunaiannya, kepada puasa ramadhan, kapada pergi haji kebaitullah bagi yang mampu, kepada berbakti kepada orang tua, kepada silaturrahmi dan memerintahkan untuk meninggalkan maksiat seluruhnya” (Syarh Tsalasatul Ushuul : 22)
Dan agar tujuan kita tercapai yaitu kaum muslimin menerima dakwah yang haq ini ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh kita semua, diantaranya :
Saya jadi teringat tentang seorang teman yang mengenal dakwah yang haq ini, ketika membaca artikel-artikel yang ada di blog ketika ia tinggal di Amerika. Lihatlah wahai saudaraku mungkin tidak terpikir oleh kita ada yang mengenal dakwah dengan sebab membaca artikel yang ada diblog di negeri yang sangat jauh yaitu Amerika.
Wahai saudaraku, sungguh alangkah baiknya kita menyimak sejenak sebuah hadits tentang keutamaan seseorang yang mendapat hidayah melalui usaha kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Oleh karena itu kita harus mengikhlaskan niat-niat kita agar usaha kita ikut membantu menyebarkan dakwah ahlussunnah dicatat sebagai amalan kebaikkan yang kelak kita berharap menjadi pemberat timbangan amalan kita diakhirat.
Allah Subhaanahu wata’ala berirman :
Berkata Al-Imam Al-Mujadid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :
“ Peringatan atas ikhlas, dikarenakan banyak orang yang sendainya mengajak kepada kebenaran maka dia menyeru pada dirinya.” (Silahkan lihat Matan Kitab At-Tauhid dan Iaanatul Mustafid : 1/101)
Ada sebuah faidah yang sangat bagus semoga menjadi bahan renungan dan intropeksi bagi kita semua. Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah : “…Di karenakan dai yang menyeru kepada Allah di bagi dua macam :
Pertama : Dai Illallah (yang menyeru/mengajak kepada Allah). Dai illallah Ta’aala seseorang yang ikhlas yang ingin menghubungkan (mengajak –ed) manusia kepada Allah Ta’aala.
Kedua : Dai yang mengajak kepada selain-Nya
Di bagi menjadi dua :
Wahai saudaraku – saudaraku mari kita intropeksi diri-diri kita sudahkah niat kita ikhlas hanya mencari ridha Allah…? karena ingin menyebarkan ilmu..? agar kaum muslimin mendapat hidayah…? karena membela kebenaran…? atau hanya sekedar agar blog kita banyak pengunjungnya…?! atau terselipi niat mencari ketenaran…?
Semoga Allah mengaruniakan keikhlasan dalam ilmu, amal dan dakwah kita. amin
Syahid (inti) dari ayat ini yang menjadi pembicaraan kita adalah (عَلَى بَصِيرَةٍ). Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan : “ Didalam ayat ini terdapat dalil bahwa disyaratkan bagi dai berdawah harus diatas bashirah yaitu diatas ilmu dengan apa yang di dakwahkannya…” (Iaanatul Mustafiid : 102)
Alhamdulillah bagi yang memiliki kemampuan ilmu untuk menulis artikel yang bermanfaat untuk ummat, atau bagi kita tinggal memasang artikel ustadz-ustadz kita yang sangat bermanfaat tentang aqidah, fiqih, manhaj, rudud (bantahan) dan yang lainnya. Atau menyebarluaskan rekaman-rekaman ta’lim dan info-info kajian yang ini semua sangat banyak manfaatnya. Dan kita berhati-hati dari berkata tanpa ilmu atau masuk pada perkara-perkara yang besar yang bukan kapasitas kita. Sungguh indah penjelasan Asy-Syaikh Muhammad Bin shalih Al-Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan makna Al-Bashirah pada ayat diatas semoga menjadi nasehat untuk kita semua: “ Yaitu diatas ilmu terkandung dalam dakwah ini keikhlasan dan ilmu. Dikarenakan kebanyakkan yang merusak dakwah tidak adanya ikhlas dan tidak adanya ilmu. Dan bukanlah maksudnya dengan ilmu pada firman Allah (عَلَى بَصِيرَةٍ, yaitu berdakwah diatas bashirah -ed) dengan sekedar ilmu syar’i semata, bahkan mencakup :
Berkata Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzahullah :
“…Kemudian memulai dakwahnya dengan perkara yang terpenting kemudian perkara yang penting lainnya, mengajak manusia pertama kali untuk memperbaiki aqidah dikarenakan aqidah adalah pondasi…” (Al-Mulakhos Fi Syarhi Kitab At-Tauhid : 55)
Allah Subhanahu wata’aala berfirman :
Sungguh indah nasehat Asy Syaikh Muqbil Al-Wadi’i Rahimahullah, yang beliau berkata :
Wahai saudaraku semoga Allah membalas kebaikkan kalian dengan apa yang kalian usahakan dari menyebarkan dakwah ahlussunnah dengan blog-blog kalian. Dan semoga kita bisa berdakwah dengan hikmah, lemah lembut dan menjadi sebab banyak orang menerima dakwah yang haq ini.
Dari saudaramu yang insya Allah menginginkan kebaikkan untuk dirimu
Purwerejo (Jawa Tengah), 19 Jumadil ‘Ula 1423H/11 April 2012
Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty
sumber
Sungguh
indah kalau seseorang masuk kepada saudaranya dari pintu yang ia sukai,
oleh karena itulah saya mengawali nasehat ini dengan sebuah doa semoga
Allah menjaga kita semua dan mengistiqamahkan kita di atas ilmu, amal
dan dakwah.
Wahai saudaraku, insya Allah tujuan kita semua dalam membuat blog dan
kita isi blog kita dengan berbagai artikel yang membahas masalah dien
(agama) dari aqidah, fiqih, bantahan bagi manhaj-manhaj menyimpang,
kajian asatidzah, info kajian dan yang lainnya dengan tujuan ikut
menyebarkan dakwah ahlussunnah wal jama’ah, agar orang-orang mendapat
hidayah ke dakwah yang haq ini dan kita berharap apa yang kita lakukan
ini kelak menjadi timbangan amalan kebaikkan di akhirat. Itu insya Allah
tujuan kita semua.Allah Subhaanahu wata’aala berfirman :
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ المُسْلِمِينَ
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
“Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Qs. Fushilat : 33)Berkata Asy-Syaikh Al Allamah ‘Abdul Aziz Bin Baaz rahimahullah :
“Yaitu engkau berdakwah kepada dien (agama), menasehati manusia untuk istiqamah diatasnya, membimbing mereka, memerintahkan yang ma’ruf (baik) dan melarang yang mungkar. Ini adalah dakwah kepada islam. Karena setiap muslim agar berdakwah ilallah sesuai kemampuannya dan ilmunya, setiap orang -lak-laki atau perempuan- atasnya bagian dari ini kewajban dari menyampaikan, dakwah, bimbingan dan nasihat. Berdakwah kepada tauhidullah, kepada shalat dan menjaganya, kepada zakat dan penunaiannya, kepada puasa ramadhan, kapada pergi haji kebaitullah bagi yang mampu, kepada berbakti kepada orang tua, kepada silaturrahmi dan memerintahkan untuk meninggalkan maksiat seluruhnya” (Syarh Tsalasatul Ushuul : 22)
Dan agar tujuan kita tercapai yaitu kaum muslimin menerima dakwah yang haq ini ada hal-hal yang harus diperhatikan oleh kita semua, diantaranya :
- Ikhlaskan Niat
Saya jadi teringat tentang seorang teman yang mengenal dakwah yang haq ini, ketika membaca artikel-artikel yang ada di blog ketika ia tinggal di Amerika. Lihatlah wahai saudaraku mungkin tidak terpikir oleh kita ada yang mengenal dakwah dengan sebab membaca artikel yang ada diblog di negeri yang sangat jauh yaitu Amerika.
Wahai saudaraku, sungguh alangkah baiknya kita menyimak sejenak sebuah hadits tentang keutamaan seseorang yang mendapat hidayah melalui usaha kita. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
فَوَاللَّهِ لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
“Demi Allah, sungguh Allah memberi hidayah kepada seseorang dengan sebab kamu lebih baik bagimu dari onta-onta yang merah” (HR. Bukhari dan Muslim)Oleh karena itu kita harus mengikhlaskan niat-niat kita agar usaha kita ikut membantu menyebarkan dakwah ahlussunnah dicatat sebagai amalan kebaikkan yang kelak kita berharap menjadi pemberat timbangan amalan kita diakhirat.
Allah Subhaanahu wata’ala berirman :
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ
عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا
مِنَ المُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Qs. Yusuf : 108)Berkata Al-Imam Al-Mujadid Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah :
“ Peringatan atas ikhlas, dikarenakan banyak orang yang sendainya mengajak kepada kebenaran maka dia menyeru pada dirinya.” (Silahkan lihat Matan Kitab At-Tauhid dan Iaanatul Mustafid : 1/101)
Ada sebuah faidah yang sangat bagus semoga menjadi bahan renungan dan intropeksi bagi kita semua. Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah : “…Di karenakan dai yang menyeru kepada Allah di bagi dua macam :
Pertama : Dai Illallah (yang menyeru/mengajak kepada Allah). Dai illallah Ta’aala seseorang yang ikhlas yang ingin menghubungkan (mengajak –ed) manusia kepada Allah Ta’aala.
Kedua : Dai yang mengajak kepada selain-Nya
Di bagi menjadi dua :
- Dai yang mengajak kepada dirinya dan kepada pemikirannya yang menyimpang.
- Dai yang mengajak kepada al-haq (kebenaran) akan tetapi dengan tujuan agar dirinya diagungkan dan dihormati manusia.”
Wahai saudaraku – saudaraku mari kita intropeksi diri-diri kita sudahkah niat kita ikhlas hanya mencari ridha Allah…? karena ingin menyebarkan ilmu..? agar kaum muslimin mendapat hidayah…? karena membela kebenaran…? atau hanya sekedar agar blog kita banyak pengunjungnya…?! atau terselipi niat mencari ketenaran…?
Semoga Allah mengaruniakan keikhlasan dalam ilmu, amal dan dakwah kita. amin
- Berdakwah dengan ilmu, lemah lembut dan hikmah
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُوا إِلَى اللهِ عَلَى
بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللهِ وَمَا أَنَا مِنَ
المُشْرِكِينَ
“Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang
mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan Bashirah (ilmu -ed),
Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik”. (Qs. Yusuf : 108)Syahid (inti) dari ayat ini yang menjadi pembicaraan kita adalah (عَلَى بَصِيرَةٍ). Berkata Asy-Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan : “ Didalam ayat ini terdapat dalil bahwa disyaratkan bagi dai berdawah harus diatas bashirah yaitu diatas ilmu dengan apa yang di dakwahkannya…” (Iaanatul Mustafiid : 102)
Alhamdulillah bagi yang memiliki kemampuan ilmu untuk menulis artikel yang bermanfaat untuk ummat, atau bagi kita tinggal memasang artikel ustadz-ustadz kita yang sangat bermanfaat tentang aqidah, fiqih, manhaj, rudud (bantahan) dan yang lainnya. Atau menyebarluaskan rekaman-rekaman ta’lim dan info-info kajian yang ini semua sangat banyak manfaatnya. Dan kita berhati-hati dari berkata tanpa ilmu atau masuk pada perkara-perkara yang besar yang bukan kapasitas kita. Sungguh indah penjelasan Asy-Syaikh Muhammad Bin shalih Al-Utsaimin rahimahullah ketika menjelaskan makna Al-Bashirah pada ayat diatas semoga menjadi nasehat untuk kita semua: “ Yaitu diatas ilmu terkandung dalam dakwah ini keikhlasan dan ilmu. Dikarenakan kebanyakkan yang merusak dakwah tidak adanya ikhlas dan tidak adanya ilmu. Dan bukanlah maksudnya dengan ilmu pada firman Allah (عَلَى بَصِيرَةٍ, yaitu berdakwah diatas bashirah -ed) dengan sekedar ilmu syar’i semata, bahkan mencakup :
- Ilmu syar’i
- Ilmu tentang kondisi orang yang kita dakwahkan
- Ilmu tentang jalan yang akan mengantarkan pada tujuan, yaitu hikmah.” (Al-Qaulul Mufiid ‘Ala Kitab At-Tauhid : 85)
- Mulailah dari perkara yang terpenting kemudian pekara yang penting
إِنَّكَ تَأْتِى قَوْمًا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ.
فَادْعُهُمْ إِلَى شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنِّى
رَسُولُ اللَّهِ
“ Sesungguhnya kamu akan mendatangi sebuah kaum dari ahli kitab
(yahudi dan nasrani –ed) maka yang pertama kali engkau dakwahkan
kepada mereka syahadat Laa Ilaha illallah wa anni Rasulullah (persaksian
bahwa tidak ada ilah/sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan
aku adalah utusan Allah)…” (HR. Bukhari dan Muslim) Berkata Syaikh Al-Allamah Shalih Al-Fauzan hafidzahullah :
“…Kemudian memulai dakwahnya dengan perkara yang terpenting kemudian perkara yang penting lainnya, mengajak manusia pertama kali untuk memperbaiki aqidah dikarenakan aqidah adalah pondasi…” (Al-Mulakhos Fi Syarhi Kitab At-Tauhid : 55)
- Harus ada tamyyiz (membedakan antara dakwah kita dengan dakwah hizbiyyin)
Allah Subhanahu wata’aala berfirman :
لِيَمِيزَ اللهُ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ
“Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik“ (QS. Al-Anfaal : 37)
عَفَا اللهُ عَنْكَ لِمَ أَذِنتَ لَهُمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَتَعْلَمَ الْكَاذِبِينَ
“Semoga Allah mema’afkanmu. Mengapa kamu
memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas
bagimu orang-orang yang benar (dalam keuzurannya) dan sebelum kamu
ketahui orang-orang yang berdusta?” (Qs. At Taubah :43)
مَا كَانَ اللهُ لِيَذَرَ المُؤْمِنِينَ عَلَى مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّى يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ
“Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang
beriman dalam Keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang
buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). “ (Qs. Ali Imran : 179)Sungguh indah nasehat Asy Syaikh Muqbil Al-Wadi’i Rahimahullah, yang beliau berkata :
وننصح أهل السنة أن يتميزوا وأن يبنوا لهم مساجد ولو من اللبن أو من سعف النخل، فإنّهم لن يستطيعوا أن ينشروا سنة رسول الله صلى الله عليه وعلى آله وسلم إلا بالتميّز وإلا فالمبتدعة لن يتركوهم ينشرون السنة
“Kami nasehatkan kepada Ahlus sunnah untuk tamyyiz (membedakan diri mereka dengan hizbiyyyin –ed)
dan agar membangun masjid bagi mereka sendiri walaupun dari batu bata
atau pelepah kurma, dikarenakan mereka tidak akan mampu menyebarkan
sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa ‘ala aalihi wasallam kecuali
dengan tamyyiz dan kecuali ahlu bid’ah tidak akan membiarkan mereka
menyebarkan sunnah.” (Tuhfatul Mujiib : 1/167)- Berhati-hati dengan fitnah internet dari lupa tugas pokok kita yaitu menuntut ilmu.
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah kewajiban atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah, dari Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu)Wahai saudaraku semoga Allah membalas kebaikkan kalian dengan apa yang kalian usahakan dari menyebarkan dakwah ahlussunnah dengan blog-blog kalian. Dan semoga kita bisa berdakwah dengan hikmah, lemah lembut dan menjadi sebab banyak orang menerima dakwah yang haq ini.
Dari saudaramu yang insya Allah menginginkan kebaikkan untuk dirimu
Purwerejo (Jawa Tengah), 19 Jumadil ‘Ula 1423H/11 April 2012
Abu Ibrahim Abdullah Al-Jakarty
sumber