Janganlah Kalian Takut Kepada Manusia dan Takutlah Kalian Kepada Allah…
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44) , simak risalah macam macam takut berikut ini.
Salah satu sifat yang harus dimiliki
oleh seorang muslim adalah takut kepada Allah. Sifat ini akan menjaga
pemiliknya untuk tidak berbuat maksiat kepada-Nya.
Menelusuri kehidupan untuk mencari
kebahagiaan yang hakiki sungguh sangat sulit. Kita harus melalui
pertarungan-pertarungan yang sengit, jalan-jalan yang terjal dan
berjurang penuh dengan duri. Jika salah melangkah hanya akan didapati
dua kemungkinan dan tidak ada kemungkinan yang ketiga. Pertama, akan
menjadi orang yang terselamatkan sehingga selamat (dunia akhirat) dan
kedua, menjadi orang yang binasa dan celaka.
Masih beruntung jika terselamatkan
sehingga bisa kembali berjuang dengan menerjang badai yang ganas dan
dahsyat tersebut. Namun sungguh malang jika setelah terselamatkan tidak
bisa berjuang, dan tidak bisa bangkit menyelamatkan diri. Lawan
bertarung adalah sangat kuat. Itulah Iblis dan tentara-tentaranya dari
kalangan jin dan manusia serta lawan yang ada pada diri kita yang
disebut nafsu.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Sesungguhnya nafsu itu selalu memerintahkan kepada yang jelek.” (Yusuf: 53)
Adapun jalan-jalan yang terjal dan
berjurang serta penuh dengan duri itu adalah segala yang diharamkan
Allah yang menghiasi kehidupan ini.
Di sinilah letak pentingnya rasa takut
yang harus menghiasi perjuangan kita. Yang akan membentengi diri kita
dari terjatuh ke lubang yang penuh dengan duri dan mengokohkan kita agar
tidak terseret hawa nafsu yang dikendarai oleh Iblis dan
tentara-tentaranya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata: “Amalan hati seperti tawakkal, takut, berharap, dan sejenisnya serta sabar adalah wajib menurut kesepakatan para ulama.” (Al-Ikhtiyarat, hal. 85)
Kedudukan Takut dalam Agama
Takut merupakan bentuk ibadah hati yang
memiliki kedudukan agung dan mulia di dalam agama bahkan mencakup
seluruh jenis ibadah. Takut adalah salah satu dari rukun ibadah dan
merupakan syarat iman. Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab beliau
Ighatsatul Lahfan (1/30) berkata: “Termasuk dari tipu daya musuh Allah
adalah menakut-nakuti orang beriman dari bala tentara dan wali-wali
mereka (wali setan) agar orang-orang beriman tidak memerangi mereka,
menyeru mereka (orang-orang yang beriman) kepada kemungkaran dan
mencegah mereka dari kebajikan. Allah subhanahu wa ta’ala
memberitahukan kepada kita bahwa yang demikian ini adalah tipu daya
setan dan merupakan ketakutan yang mereka tanamkan. Allah subhanahu wa
ta’ala telah melarang kita untuk takut kepada setan tersebut,
sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain
adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti kamu, karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kamu
benar-benar beriman.” (Ali Imran: 175)
Tatkala iman seorang hamba kuat, maka
akan hilang rasa takut terhadap wali-wali setan. Dan tatkala melemah
imannya akan menjadi kuat ketakutan tersebut. Maka ayat ini (Ali Imran:
175) menunjukkan bahwa keikhlasan untuk memiliki rasa takut kepada Allah
termasuk syarat iman.”
Takut adalah Ibadah
Disamping memiliki kedudukan yang sangat
tinggi di dalam agama, ‘takut’ juga merupakan salah satu dari
perintah-perintah Allah subhanahu wa ta’ala sebagaimana di dalam
firman-Nya:
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain
adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti (kamu), karena
itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika
kalian benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran: 175)
“Maka janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44).
Dari kedua ayat di atas dan ayat-ayat
yang lain maka sungguh sangat jelas bahwa takut itu termasuk dari
ibadah, bahkan ibadah yang paling mulia. Dan Allah tidak akan
memerintahkan melainkan untuk suatu kemuliaan.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah dalam kitab beliau Al-Ushuluts Tsalatsah mengatakan:
“Macam-macam ibadah yang telah diperintahkan oleh Allah seperti Islam,
Iman, dan Ihsan, dan juga termasuk berdoa, takut, berharap, tawakkal,
cinta, rahbah (salah satu jenis takut), khasyah (juga salah satu jenis
takut), khusyu’, bertaubat, meminta pertolongan, meminta perlindungan,
menyembelih, bernadzar, dan selainnya dari jenis-jenis ibadah yang telah
diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala, semuanya milik Allah
semata berdasarkan firman-Nya:
“Dan bahwasanya masjid-masjid ini adalah milik Allah maka janganlah kamu berdoa kepada selain-Nya disamping berdoa kepada Allah.” (Al-Jin: 18)
Barangsiapa berpaling sedikit saja kepada selain Allah subhanahu wa ta’ala maka dia seorang musyrik dan kafir.
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah dalam kitab beliau Fathul Majid mengatakan: “Takut
berkedudukan tinggi dan mulia di dalam agama dan termasuk jenis ibadah
yang banyak cakupannya yang wajib hanya diberikan kepada Allah subhanahu
wa ta’ala.”
Dalil Takut adalah Ibadah
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Mereka (malaikat) takut kepada Rabb mereka dan melakukan apa yang diperintahkan kepada mereka.” (An-Nahl: 50)
“Orang-orang yang menyampaikan
risalah Allah mereka takut kepada-Nya dan mereka tidak merasa takut
kepada seorang pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai
pembuat perhitungan.” (Al-Ahzab: 39).
“Maka janganlah kalian takut kepada mereka dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 150).
Masih banyak lagi ayat-ayat lain yang
menjelaskan tentang takut. Adapun dari Sunnah Rasulullah, beliau
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tujuh golongan orang yang akan
mendapatkan perlindungan pada hari yang tidak ada perlindungan kecuali
perlindungan dari Allah, di antaranya seorang hamba yang “diajak” oleh
seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, dan dia
mengatakan: ‘Aku takut kepada Allah’.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no.629
dan Muslim no. 1031 dari hadits Abu Hurairah) Syaddad bin Aus
radiallahuanhu berkata: telah berkata Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bahwa Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Demi kemuliaan dan keagunganku, aku
tidak akan menghimpun pada diri hamba-hamba-Ku dua rasa aman dan dua
rasa takut. Jika dia merasa aman dari-Ku di dunia, maka Aku akan beri
rasa takut pada hari Aku menghimpun hamba-hamba-Ku. Dan jika dia takut
kepada-Ku di dunia maka Aku akan berikan rasa aman pada hari Aku
menghimpun hamba-hamba-Ku.” (HR. Abu Nu’aim dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Ash-Shahihah no. 742)
Macam-macam Takut
Para ulama telah membagi jenis takut
menjadi beberapa bagian, di antara mereka ada yang membagi lima, empat,
dan ada yang membagi menjadi tiga, yaitu:
Pertama, takut ibadah.
Yaitu takut yang diiringi dengan penghinaan diri, pengagungan, dan ketundukan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Kedua, takut syirik.
Takut syirik yaitu memberikan takut
ibadah kepada selain Allah. Barang siapa yang memberikannya kepada
selain Allah maka dia telah melakukan kesyirikan yang besar, seperti
takut kepada orang mati, takut kepada dukun-dukun, takut kepada
wali-wali yang dianggap bisa memberikan manfaat dan mudharat, dsb.
Perbuatan ini akan mengekalkan pelakunya di dalam neraka, mengeluarkannya dari Islam, dan menghalalkan darah dan hartanya.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
“Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44)
Ketiga, takut tabiat.
Yaitu takut kepada hal-hal yang bisa
membahayakan jiwa seseorang, seperti takut kepada musuh, binatang buas,
api, dan sebagainya. Takut jenis ini dibolehkan selama tidak melampaui
batas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman menceritakan kisah Nabi Musa alaihisallam:
“Dia keluar dari negerinya dalam keadaan takut yang sangat.” (Al-Qashash: 21)
Pertanyaannya, bagaimana hukumnya takut
kepada selain Allah? Jawabannya harus dirinci. Bila takut kepada selain
Allah menyebabkan sampai menghinakan diri di hadapannya maka termasuk
syirik. Jika ketakutannya itu menyebabkan ia melakukan yang diharamkan
dan meninggalkan kewajiban maka takut ini termasuk maksiat dan berdosa.
Jika takutnya adalah takut tabiat seperti takut kepada air deras yang
bisa menghanyutkan dirinya, hartanya, atau anaknya, maka takut yang
demikian itu adalah boleh. Wallahu a’lam.
Sumber bacaan:
1 Al Qur’an
2 Al-Qaulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin
3 Fathul Majid Syarah Kitabut Tauhid, Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan
4 Al-Qaulul Mufid, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Yamani
5 Al-Ushuluts Tsalatsah, Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Dikutip dari http://www.asysyariah.com Penulis : Al-Ustadz Abu Usamah bin Rawiyah An-Nawawi , Judul:Takutlah Kepada Allah