Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak
“Berapa banyak orang yang mencelakan anaknya -belahan hatinya- di
dunia dan di akhirat karena tidak memberi perhatian dan tidak memberikan
pendidikan adab kepada mereka. Orang tua justru membantu si anak
menuruti semua keinginan syahwatnya. Ia
menyangka bahwa dengan berbuat demikian berarti dia telah memuliakan si
anak, padahal sejatinya dia telah menghinakannya. Bahkan, dia
beranggapan, ia telah memberikan kasih sayang kepada anak dengan berbuat
demikian. Akhirnya, ia pun tidak bisa mengambil manfaat dari keberadaan
anaknya. Si anak justru membuat orang tua terluput mendapat bagiannya
di dunia dan di akhirat. Apabila engkau meneliti kerusakan yang terjadi
pada anak, akan engkau dapati bahwa keumumannya bersumber dari orang
tua.” (Tuhfatul Maudud, hlm. 351)
Beliau rahimahullah menyatakan pula, ,
“Mayoritas anak menjadi rusak dengan sebab yang bersumber dari orang
tua, dan tidak adanya perhatian mereka terhadap si anak, tidak adanya
pendidikan tentang berbagai kewajiban agama dan sunnah-sunnahnya. Orang
tua telah menyia-nyiakan anak selagi mereka masih kecil, sehingga anak
tidak bisa memberi manfaaat untuk dirinya sendiri dan orang tuanya
ketika sudah lanjut usia. Ketika sebagian orang tua mencela anak karena
kedurhakaannya, si anak menjawab, ‘Wahai ayah, engkau dahulu telah
durhaka kepadaku saat aku kecil, maka aku sekarang mendurhakaimu ketika
engkau telah lanjut usia. Engkau dahulu telah menyia-nyiakanku sebagai
anak, maka sekarang aku pun menyia-nyiakanmu ketika engkau telah berusia
lanjut’.” (Tuhfatul Maudud, hlm. 337)
[Diambil dari Huququl Aulad 'alal Aba' wal Ummahat, hlm. 8-9, karya asy-Syaikh Abdullah bin Abdirrahim al-Bukhari hafizhahullah]
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 96/VIII/1434 H/2013, rubrik Permata Salaf.
Kamis, 12 Desember 2013
Pengaruh Orang Tua Terhadap Anak
05.02
Permata Salaf