Keadaan Seorang Mukmin
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah mengatakan,
“Manusia terdiri dari tiga golongan: mukmin, kafir, dan munafik.
Orang mukmin, Allah Subhanahu wa Ta’ala memperlakukan mereka sesuai dengan ketaatannya.
Orang kafir, Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menghinakan mereka sebagaimana kalian lihat.
Adapun orang munafik, mereka ada di sini, bersama kita di
rumah-rumah, jalan-jalan, dan pasar-pasar. Kita berlindung kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Demi Allah, mereka tidak mengenal Rabb mereka.
Hitunglah amalan jelek mereka sebagai bentuk ingkar mereka kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Sungguh, tidaklah seorang mukmin memasuki waktu pagi melainkan dalam
keadaan cemas, meski telah berbuat baik. Tidak pantas baginya selain
demikian. Ia pun memasuki waktu sore dalam keadaan khawatir, meski telah
berbuat baik. Sebab, dia berada di antara dua kekhawatiran:
• Dosa yang telah berlalu; dia tidak tahu apa yang akan Allah
Subhanahu wa Ta’ala lakukan terhadap dosanya (apakah diampuni atau tetap
dibalasi dengan azab, -red.).
• Ajal yang tersisa (dalam hidupnya); dia tidak tahu kebinasaan apa saja yang akan menimpanya pada masa yang akan datang.”
(Mawa’izh al-Hasan al-Bashri, hlm. 57-58)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 95/VIII/1434 H/2013, rubrik Permata Salaf.