.
Terlanjur Benci
oleh : Abu Nasiim Mukhtar “iben” Rifai La Firlaz
Jika hati telah dikuasai benci dan murka sementara hamba tak berusaha untuk berlapang dada, maka apapun yang diperbuat oleh saudaranya akan nampak buruk dan tak berharga.
Terlanjur benci
Sebuah sikap tercela dan akhlak yang
buruk dalam sejarah anak manusia di dunia. Akibatnya tak terelakkan
lagi. Kebaikan apapun tidak akan bernilai kebaikan jika mata telah
memandang dengan kebencian. Api permusuhan yang semestinya mulai redam
bahkan hampir padam akhirnya justru semakin berkobar. Dan setan pun
bergembira saat melihat dua anak keturunan Adam hidup dalam kebencian.
Jangan sampai keliru di dalam bersikap!
Jika memang sebuah kebaikan dilakukan oleh saudaramu maka akuilah dan
nilailah sebagai kebaikan. Walaupun ada ketidak senangan di dalamhatimu.
Jangan biarkan sikap “terlanjurbenci” menjaditali pegangan hidupmu.
Al Imam IbnuHazm (MudaawatunNufuushal 47) menegaskan,
مِنْ قَبِيْحِ الظُّلْمِ الإِنْكَارُ عَلَى مَنْ أَكْثَرَ الإِسَاءَةَ إِذَا أَحْسَنَ فِيْ النُّدْرَةِ“Termasuk bentuk kedzaliman terburuk adalah mengingkari orang yang sering menyakiti pada saat sesekali ia berbuat kebaikan”
Dia memang selalu menyakiti dan
menganggu hati. Mungkin tangan dan lisannya tidak bisa selamat dari
mencaci dan mencela kita. Akan tetapi, pada saat ia melakukan kebaikan,
maka akuilah bahwa memang ia telah melakukan kebaikan. Termasuk dzalim
jika kita selalu menilainya berbuat salah, padahal belum tentu ia salah.
Bercermin pada diri sendiri
Bayangkanlah saja jika kita sendiri yang
menjadi obyek “terlanjur benci”. Bukankah kita sendiri adalah makhluk
yang lemah? Alangkah berbahagianya seorang hamba yang memiliki sekian
banyak kesalahan dan kekurangan lalu memperoleh ampunan dari ArRahman
dengan sebab maaf dari orang-orang yang kita salahi.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an,
Al Hafidz Ibnu Katsir menjelaskan,وَلاَ يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلَى أَلاَّ تَعْدِلُوا اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَDan janganlahsekali-kali kebencian muterhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah MahaMengetahuiapa yang akan kamu kerjakan. (QS. 5:8)
Subhaanallah!“Jangan sampai kebencian kalian kepada suatu kaum mendorong kalian tidak bersikap adil. Bersikaplah adil kepada siapapun. Baik dia sebagai kawan atau sebagai musuh”
Betapa agung dan luhur nya ajaran-ajaran
Islam. Keadilan di dalam bersikap menjadi sebuah tuntutan wajib bagi
setiap muslim dan muslimah. Tidak boleh berlebihan di dalam bersikap
benci. Meski kepada musuh sekalipun.
Abdullah bin Rawahah diutus oleh
Rasulullah untuk menemui kaum yahudi Khaibar setelah mereka takluk.
Rasulullah menetapkan hasil kebun-kebun kurma di Khaibar harus dibagi
antara mereka denganRasulullah. Abdullah bin Rawahah diutus untuk
menaksir hasil panen yang akandiperoleh.
Setelah selesai menaksir, Abdullah bin
Rawahah menyatakan di hadapan kaum yahudi Khaibar, “Wahai kaum yahudi!
Kalian adalah makhluk yang paling aku benci. Kalian telah membunuh
para nabi dan mendustakan Allah. Akan tetapi, kebencianku kepada kalian
tidaklah membuatku berbuat curang atas kalian. Sungguh aku telah
menaksir, ternyata jumlahnya 20.000 wasaq kurma. Kalau kalian setuju silahkan, jika tidak maka kembali kepadaku”
Kaum yahudi menanggapi,” (Dengan keadilan semacam inilah) Langit dan bumi menjadi tegak”
Kisah di atas dibawakan oleh Imam Ahmad, Al Baihaqi dan Ath Thahawi. Syaikh Al Albani membahas riwayat di atas di dalam Irwa’ulGhalil 3/281
Subhaanallah!Kepada musuh sekalipun, kaum yahu di kafir, kita dilarang untuk bersikap melampui batas. Apalagi kepada sesama saudara muslim! Akan tetapi sungguh benar ucapan seorang pujangga arab,
فَعَيْنُ الرِّضَى عَنْ كُلِّ عَيْبٍ كَلِيْلَةٌ…وَلَكِنْ عَيْنُ السَّخَطِ تُبْدِيْ المسَاوِيَPandangan ridha telah menutupi semuacacat,Sementara pandangan benci selalu menampakkan cacat
Adakah Benci Menjadi Cinta?
Terkadang, bahkan seringkali, kita
merasa sulit untuk merubah benci menjadi cinta. Apalagi saudara kita
terlalu sering berbuat dzalim dan salah terhadap kita. Kadang-kadang
kita pun bertanya-tanya,” Hingga kapankah kebencian ini akan
berakhir?”.Betapa pahitnya hidup jika diliputi oleh kebencian sesama
saudara muslim.
Allah berfirman di dalam Al Qur’an,As Syaikh As Sa’di (Taisir Kariimir Rahman) menafsirkan ayat di atas,وَلاَتَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلاَالسَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌDan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. (QS. 41:34)
Subhaanallah!“Jika ada seseorang berbuat tidak baik kepadamu, lebih-lebih orang tersebut memiliki hak besar atas dirimu seperti kerabat, sahabat atau semisalnya, entah itu dalam bentuk ucapan ataupun perbuatan, maka hadapilah dengan sikap baik kepadanya!Jika ia memutus hubungan denganmu, tetaplah engkau menyambungnya. Jika ia mendzalimi dirimu, maka maafkanlah dia. Jika ia membicarakan tentang dirimu, dihadapanmu atau tanpa sepengetahuanmu, janganlah engkau balas sikap itu namun maafkanlah saja dan layanidengan kata-kata yang lembut.Jika ia menghajr dirimu dan tidak ingin berbicara denganmu, maka berbicaralah dengan kata-kata lembut kepadanya dan curahkanlah salam untuk nya maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.Sebab, jika engkau membalas sikap buruk dengan mengedepankan sikap baik pasti akan terwujud manfaat besar”
Mahasuci Engkau ya Allah.
Walaupun kita sendiri masih
bertanya-tanya, apakah memang mungkin kebencian ituakan berubah menjadi
cinta? Namun, inilah firman Allah! Firman Nya pasti benar dan tidak ada
sedikit pun keraguan di dalamnya. Cinta kepada Allah bisa dibuktikan
dengan ketundukan dan kekhusu’an terhadap perintah dan bimbinganNya.
Apalagi kebencian itu hanya disebabkan
oleh persaingan bisnis, salah paham, keliru mendengar kata-kata atau
hal-hal lain yang sangat remeh.Tentu kebencian masih sangat besar
kemungkinannya untuk berubah menjadi cinta.
Seorang pujangga mengungkapkan,Lebih dari itu semua, Allah telah berfirman di dalam Al Qur’an,وَقَدْ يَجْمَعُ اللهُ الشَّتِيْتَيْنِ بَعْدَ مَا … يَظُنَّانِ كُلَّ الظَّنِّ أَلَّا تَلَاقَيَاSeringkali Allah menyatukan dua hamba yang saling berlawanan, setelah sekian lamaKedua-duanya sama-sama menyangka tidak mungkin terjadi perjumpaan
عَسَى اللهُ أَن يَجْعَلَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ الَّذِينَ عَادَيْتُم مِّنْهمُ مَّوَدَّةً وَاللهُ قَدِيرٌ وَاللهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌMudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. Dan Allah adalah Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. 60:7)
Benar! Allah adalah Maha Kuasa! Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang!